Rabu, 07 Desember 2011

pengertian filsafat pendidikan islam


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal tersebut. Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati, Tuhan, benar atau salah, keindahan atau kejelekan dan sebagainya.
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi tersebut menunjukkan arti sebagai informal.
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan yang sikap yang sangat kita junjung tinggi. Ini adalah arti yang formal.
Sementara itu filsafat dalam pendidikan juga sangat berpengaruh keberadaannya dalam sektor pendidikan, oleh karena itu filsafat dalam pendidikan bisa dikatakan sebagai pendamping yang tak bisa terpisahkan antara satu sama lain[1].dan filsafat pendidikan yaitu ilmu yang pada hakekatnya merupkan jawab dari pertanyaan-pertanyan dalam lapangan pendidikan2.
Begitu juga hubungan antara pendidikan dengan islam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan islam adalah pengaturan pribadi dan masyarakat sehingga sehingga dapat memeluk islam secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif3.
Islam dalam fisafat merupakan suatu unsur yang menjadi sumber dari tata cara pelaksanaan suatu kegiatan yang berlandaskan pada Al-Qua’an dan Al-Hadits.
B. Rumasan Masalah
Dari bacaan diatas saya mangambil inti sari, yang akan di jadikan sebagai sumber pencarian dalam makalah ini, antara lain:
1 Apakah Pengertian Filasafat ?
2. Apakah pengertian pendidikan Islam ?
3  Pengertian Filsafat Pendidikan Islam ?



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Selain itu menurut Prof. Dr. Harun Nasution mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf. Dari pengertian secara etimologi itu ia memberikan definisi filasfat sebagai berikut:4
1.    Pengetahuan tentang hikmah
2.    Pengetahuan tentang prisip atau dasar – dasar
3.    Mencari kebenaran
4.    Membahas dasar – dasar apa yang di bahas
Sementara itu pengertian filsafat telah mengalami perubahan-perubahan sepanjang masa. Pitagoras (481-411 SM), yang dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian fisafat dari segi kebahasaan atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikjasanaan sebagai sasaran utamanya5.[2]
Dalam perkembangannya filsafat telah berkenbang dan berbah fungsinya dari sebagai induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan dan perekat kembali berbagai macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat. Dan sekarang cenderung menjadi alat analisadalam memecahkan filosofis dari dunia ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia yanng nyata.
Agar supaya terhindar atau  setidaknya mengurangi hal-hal yang serba abstrak tersbut, maka filsafat berjembang sesuai perputaran oleh perputaran zaman.
B. Pengertian Pendidikan Islam
Selanjutnya mengenai pendidikan dalam arti yang lazim digunakan dalam praktek pendidikan. Dalam hubungan ini dijumpai berbagai rumusan yang berbeda-beda. bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si – terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan rumusannya ini, ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu:
1.    Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar
2.    Ada pendidik, pembimbing atau penolong.
3.    Ada yang di didik atau si terdidik.
4.    Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan.
5.    Dalam usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan6.
Sedangkan islam berasal dari kata aslama yuslimu islaman. Yang berarti berserah diri, selamat, sentosa atau memelihara diri dalam keadaan selamat Muslim adalah orang yang telah menyatakan dirinya untuk ta’at, berserah diri, patuh dan tunduk dengan ikhlas kepada Allah Swt.
 Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al Qur’an dan al Sunnah. Sebagai sumber ajaran, al Qur’an ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran.
Demikian pula dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam, di akui memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup ( long life education ). Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 52
Yang artinya: “ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar (QS. Asy-Syura : 52 )”
Dan Hadis dari Nabi SAW
“ Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)”
Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan :
1. Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi Allah SWT.
2. Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
3. Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam.
Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini. Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.[3]
Corak pendidikan itu erat hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu berubah, berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan penghidupan itu. Pendidikan itu memang suatu usaha yang sangat sulit dan rumit, dan memakan waktu yang cukup banyak dan lama, terutama sekali dimasa modern dewasa ini. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran dari para ahli pendidik dan juga ahli dari filsafat, guna melancarkan jalan dan memudahkan cara-cara bagi para guru dan pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengajaran kepada para peserta didik.
Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu Al Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia :
1) Menyadarkan secara individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya.
2) Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya.
3) Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya
Menyadarkan manusia tentang kedudukannya terhadap makhluk lain dan membawanya agar memahami hikmah tuhan menciptakan makhluk lain, serta memberikan kemungkinan kepada manusia untuk mengambil manfaatnya.[4]
C. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
            Sebagaimana diketahui bahwa manusia sebagai khalifah Allh di alam. Sebagai khalifah manusia mendapat kuasa dan wewenang untuk melaksanakannya. Dengan demikian   pendidikan merupak urusan hidup dan kehidupan manusia, dan merupakan tanggung jawab manusia sendiri. Untuk mendidik dirnya sendiri pertama-tama manusia harus memehami dirinya sendiri.
Selain itu manusia juga dihadapkan dengan alam dan lingkungannya, dan manusia harus memahaminya. Bagaimana hubungannya dengan alam dan lingkungan. Manusia hidup bermasnyarakat diman ia harus menyesuaikan diri didalamnya. Manusia hidup dengan hasil dari cipta rasa dan kebudayaannya. Manusia hidup dengan kepercayaannya dan kenyakinannya dengan pengelaman pengetahuan yang diperolehnya dalam proses hidupnya.
Dengan demikina filsafat pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan filosof dari sistem dan aliran filsafat dalam islam terhadap masalah masalah pendidikan ddan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan umat islam sendiri. Disamping itu, filsafat pendidikan Islam, juga merupkan studi tntang penggunaan dan penerapan metode dan sisitem filsafat Isam dalam memecahkan problematika daln pendidikan umat islam, dan selanjutnya emberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat islam.
Jadi fisafat pendidikan Islam bersifat tradisional dan kritis. Dimana filsafat tradisional adalah filsafat sebagaimana adanya, sistematika, jenis serta alirannya sebagaimana dijumpai dalam sejarah.jadi, kalau diajukan pertanyaan-pertanyaan, maka jawaban yang diperlukan ada dan melekatpada masing-masing jenis dan aliran tersebut. Lain hlnya dengan filsafat kritis, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat disusun dan dilepaskan dari ikatan waktu dan usaha mencari jawaban yang diperlukan dapat memobilisasikannya sebagai aliran yang ada, dan mencari dai masing-masing aliran serta mengambilkannya dari jenis masalah yang bersangkutan.







BAB III
PENUTUP
            Setelah mengikuti uraian diatas kiranya dapat diketahui bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.
Islam dengan sumber ajarannya al Qur’an dan al Hadist yang diperkaya oleh penafsiran para ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran ntuk kita katakan bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas tentang pendidikan, yakni pendidikan Islam.
Demikian pula pemikiran filsafat Islam yang diwariskan para filosof Muslim sangat kaya dengan bahan-bahan yang dijadikan rujukan guna membangun filsafat pendidikan Islam. Konsep ini segera akan memberikan warna tersendiri terhadap dunia pendidikan jika diterapkan secara konsisten.
Namun demikian adanya pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap ekslusif. Rumusan, ide dan gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja diterima oleh Islam apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling kurang tidak bertentangan.
Tugas kita selanjutnya adalah melanjutkan penggalian secara intensif terhadap apa yang telah dilakukan oleh para ahli, karena apa yang dirumuskan para ahli tidak lebih sebagai bahan perbangdingan, zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan ini tidak boleh terhenti, jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam ingin eksis ditengah-tengah percaturan global.









Dafatar pustaka
Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam gagasan membangun pendidikan islam, (Elkaf, Surabaya, 2006)    
A Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam untuk fakultas tarbiyah, ( Bandung, Pustaka Setia, 2001 )
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Al-ma’arif, Bandung, 1989)
Barnadib Imam, Filasfat Pendidikan, (Yogyakarta, Penerbit Andi, 1997)
Nizar Samsul, Filsafat pendidikan Islam, pendekatan historis, teoritis dan praktis, (Jakarta, Ciputat Press, 2005)  
            Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, Jakarta,1995)



[1] Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam gagasan membangun pendidikan islam, (Elkaf, Surabaya, 2006) 
2. Barnadib Imam, Filasfat Pendidikan, (Yogyakarta, Penerbit Andi, 1997)
3. A Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam untuk fakultas tarbiyah, ( Bandung, Pustaka Setia, 2001 )

4. Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, Jakarta,1995)
5. A Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam untuk fakultas tarbiyah, ( Bandung, Pustaka Setia, 2001 )
6. Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Al-ma’arif, Bandung, 1989)

[3] Nizar Samsul, Filsafat pendidikan Islam, pendekatan historis, teoritis dan praktis, (Jakarta, Ciputat Press, 2005)
[4] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, Jakarta,1995)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar